Kamis, 21 Juli 2011

Aku Adalah Aku.Aku Apa Adanya


”Air mata bukan tanda KELEMAHAN atau KEKALAHAN “. Itu pertanda bahwa kita masih punya “Hati”.
Jangan jauhi PENDERITAAN karena bersamanya kita mampu memperkuat ‘Akar’ pohon kehidupan dan jangan pula membenci mereka yang membuat kita sedih justru seharusnya ‘BERTERIMA KASIHLAH’ Salahkah bila aku tetap seperti ini? Mungkin pikiranku tak bedanya dengan anak kecil, polos, memandang semua sendi kehidupan dan orang-orang didalamnya baik adanya.
Aku adalah aku sampai akalku masih beroperasipun aku akan tetap seperti ini. Aku selalu terbuka terhadap nasihat dan kritikan tapi bukan dengan cara ’seperti ini’ yang kumau. Aku paham betul cara penyampaian isi pertanyaan setiap orang berbeda. Bukan maksudku untuk selalu mengharapkan setiap orang berlaku seperti yang kulakukan kepada setiap orang.
Ah, aku benci kata-kata disamping terdengar seperti sebuah Keangkuhan saja. Lama kurenungi lebih baik akuBERHENTI saja selalu ‘MENJAGA PERASAAN ORANG LAIN‘ yang kadang-kadang membuatku ingin ‘muntah’.
Pikiran diatas terlahir saat murka masih merajai hati tapi ‘awan hitam’ itu kini tlah berganti menjadi ‘matahari yang bersinar terang-benderang’, akal sehat mulai kembali beroperasi dan menghasilkan ‘output’ bahwa niat-niat menyesatkan diatas tadi tidak mencerminkan diriku yang sebenarnya, bahasa gaulnya: “Gak elu banget, Stel !”.
Sadar bahwa aku tidak berpenampilan Modis sesuai muda zaman sekarang, aku lebih suka memilih apa adanya. Tampilan berbusana anak-anak Perempuan sekarang jangkan yang SMA, yang SMP bahkan SDpun, aduhai… bening pisan euy! menimbulkan decak kagum dan sesekali siulan menggoda dari mulut kaum adam saat si ‘boneka barbie’ itu melangkah. Itu mereka, beda denganku. AKu suka ‘fashion ‘ tapi bukan penggila dan pengikut fashion yang baik.
Aku lebih memilih rasa ‘nyaman’ untuk diriku sendiri. Terlintas dibenak ingin seperti Pak Bob Sadino dengan ‘celana pendek’nya yang dianggap aneh tapi ia tetap maju ‘ke atas panggung’, tampil beda.
Disaat ’sesak’ seperti ini menarik nafas sedalam-dalamnya sungguh berguna dan dihayati.
Kembali kudengungkan kata-kata yang kusimpulkan sendiri: “Aku adalah pengendali hidupku! Orang lain bisa mencekoki aku dengan masihat-nasihat setinggi langit tapi itu semua hanya akan menjadi ’sampah’ jika hatiku menolak
” BEBAS…….
MERDEKA……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar