Rabu, 29 Juni 2011

Semua ada Masanya

Kehidupan adalah sebuah anugerah besar yang diberikan Allah SWT kepada kita , yang hanya datang satu kali sepanjang masa . Maksudnya kita hanya dapat merasakan kehidupan di dunia ini hanya satu kali . Oleh karena itu , walaupun saat ini anda sedang merasa sedih atau senang , sehat atau sakit , kaya atau pun miskin , itu semua hanya sementara . Karena , kita semua akan kembali kepada-Nya . Dan kehidupan sebenarnya baru akan di mulai .
Dalam tulisan saya ini , saya ingin bercerita sesuatu tentang sebuah pohon belimbing .

Ketika suatu sore saat saya sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja saya . Saya melihat sesuatu yang menarik pandangan saya , yaitu Pohon belimbing yang memiliki batang yang besar dan menancap kokoh ke dalam tanah serta memiliki buah yang banyak . Saat itu juga , terlintas dalam pikiran saya , bahwa kehidupan itu tak jauh berbeda dengan pertumbuhan pohon belimbing .
Mengapa demikian ?? Sebuah pertanyaan dari anda kepada saya .
Saya mengibaratkan buah pohon belimbing itu adalah kita . Saya akan memberikan satu pilihan kepada anda . Anda lebih senang melihat buah yang kecil berwarna hijau ( belum matang ) atau buah yang besar dan berwarna kuning ( matang ) ? Saya yakin , kita akan menjatuhkan pilihan yang kedua , yaitu buah yang besar dan berwarna kuning . Karena buah tersebut akan sangat nikmat bila dimakan , buah tersebut akan terasa manis dan segar karena memiliki kandungan air yang banyak . Apalagi dimakan pada saat siang hari yang terik . hhhhmmmm ,, pasti anda sudah membayangkan rasanya . :D

Semua orang yang menyukai buah belimbing pasti akan berkorban untuk memanjati pohon tersebut untuk mendapatkan buah yang besar dan berwarna kuning itu . karena mereka ingin merasakan nikmatnya buah belimbing itu . Padahal mereka sebenarnya dapat mengambil buah yang kecil dan berwarna hijau tanpa harus repot” memanjat namun mereka tak mengambilnya.Tetapi Buah yang besar dan berwarna kuning itu sangat tinggi sekali , sehingga mereka memutuskan untuk membatalkan niatnya mengambil buah tersebut . Hari berganti minggu , minggu berganti bulan , lama kelamaan buah yang nikmat itu akhirnya membusuk dan terjatuh dari pohonnya . Bentuknya sangat tidak menarik , membayangkannya saja sudah menjijikan , apalagi harus memakannya ? Buah yang nikmat kini tidak ada hargannya lagi , orang yang lalu lalang melewati pohon belimbing itu tidak satu pun menghiraukannya , adapula yang menginjak – injak buah tersebut.
Begitulah kehidupan , saat kita muda , memiliki wajah yang tampan dan cantik , memiliki uang yang banyak , dan memiliki banyak teman yang menyukai kita . Seolah – olah semua itu akan kekal dimiliki , padahal semua itu butuh waktu yang tak lama untuk mengubah segala yang kita miliki menjadi sebaliknya . Masa muda kita akan berganti dengan Tua , wajah rupawan kita akan berganti dengan garis – garis kerutan , uang yang banyak tak dapat lagi dinikmati , dan teman – teman pun sudah tak memperdulikan kita lagi . Oleh karena itu , seharusnya bukan kesombongan yang terus menghiasi kehidupan kita sehari – hari , mengapa ? Karena semua itu ada masanya .
Kesombongan adalah penyakit hati yang seharusnya kita jauhi . Mengapa ? Karena Allah SWT yang menciptakan kita pun membenci itu . Allah SWT lah yang pantas sombong , karena Allah SWT yang memiliki segalanya . Semua yang kita miliki saat ini hanyalah titipan-Nya . Kita tak akan membawa harta kita saat kita mati . Melainkan amal baik dan buruk yang kita lakukan di dunia ini . Jadi untuk apa anda merasa sombong ? Ingatlah semua itu ada masanya ?

Kebencian Hari Ini, Petaka Esok Hari

Sahabat blogger ku, percayakah anda, sebuah dendam dan kebencian yang ditebar hari ini membuahkan celaka bagi generasi mendatang? Mari kita tengok. Berapa sering kita mendengar banyaknya korban akibat ranjau yang ditanam saat perang puluhan tahun silam. Di Rusia, Cina, Kolombia, Kamboja, Jenewa, Irak, Afganistan,  negara-negara Afrika, dan lain-lain.
Ranjau-ranjau itu adalah sisa-sisa amarah, bekas-bekas angkara, dan jejak-jejak amuk, dan bekas-bekas kebencian. Kebencian atas penindasan dan ketidak adilan. Kebencian akan perilaku adikuasa.
Kita tak pernah tahu kapan semua itu akan tersapu bersih. Meski damai telah dijabattangankan, siapa bisa menjamin tak ada penyesalan di kemudian hari? Betapa mahalnya sebuah kebencian.
Hal ini mengajarkan pada kita untuk tidak hanya mempertimbangkan apa yang terjadi pada esok hari akibat perbuatan kita hari ini. Ketika kita membenci sesuatu, maka kebencian itu akan beranak pinak, dan akan kembali kepada kita sebesar kebencian yang kita tebarkan.
Mari tanyakan pada diri sendiri, buat apa kebencian ini? Adakah manfaatnya? Adakah akibat diesok hari buat diri kita dan anak cucu kita? Adakah jalan yang lebih baik? Karena ranjau-ranjau kebencian itu akan melukai orang yang membenci, juga orang yang dibenci. Dua-duanya sama-sama terluka.
Namun ada yang harus digaris bawahi, bahwa kebencian tidaklah sama dengan ketegasan sikap dalam menegakkan aturan dan batas-batas norma kehidupan. Kebencian lebih condong mengarah pada subjek, sedang ketegasan lebih mengacu pada perilaku dan perbuatan.
Semakin jauh kita memandang ke depan, semestinya semakin besar nilai perbuatan kita hari ini bagi kemanusiaan.  Semakin berhati-hati dalam menentukan langkah dalam bertindak.
Salam ...

Senin, 13 Juni 2011

Manis dan pahit nya cinta


Cinta , cinta itu apa ya????? Bingung menerjemahkan cinta… tapi menurut ku cinta itu adalah kasih sayang terhadap sesorang. Cinta itu luas pengertian nya .

Cinta tidak selamanya indah dan tidak selamanya buruk ,, tapi yang sakit nya kalau cinta itu hanya ada di saat awal pacaran saja , tapi di tengah-tengah selingkuh , berdua ma cowok lain.  Hmhmhmhmmhm panas jadi nya

Manis nya cinta ya bisa terus bersaMA nya sepanjang masa dan abad :P  , saling setida,saling menyanyangi dan mencintain.
Kalau pahit nya ya mungkin di selingkuhi dan si dia jalan atau apalah gitu ma orang lain dan ada dusta diantara mereka

Apakah kita bisa dapat cinta yang manis???? Atau kah kita dapat pahit nya cinta??? Iitu bisa di jawab dengan perasaan masing-masing

Manis nya cinta bisa di dapat jika dari masing-masing pasangan menerapkan system saling terbuka dan jangan ada dusta alna dusta itu menyakitkan…

Inti dari catatan ini adalah bagaimana pun pasti kita pernah merasakan manis pahit nya cinta, tapi bagaimana pun cinta itu indah jika kita dapat mengatur,menjaga,konsisten dan setia.

Minggu, 12 Juni 2011

Cinta Tidak Sedang di Sini

Gerimis menggelitik
Tatapan itu mulai mengusik
Wajah cantik tersenyum manis
Kau hadir dalam setiap tawa dan tangis

Perlahan cantik itu tampak jelas
Diam-diam datang bersambut mesra
Seiring angin pagi yang selalu membawa kehidupan baru
Tak ada haru, wajah itu selalu mengharu biru dalam karangku

Dengan aroma mawar di tangan
Kau begitu lembut dan menawan
Bunga-bunga bergelayut mesra seiring kibasan pesona
Kau datang di hatiku membawa keindahan seluruh alam

Kini malam mulai larut
Mulai menunjukkan pesona mencekam
Kau tegar berdiri dengan indah cantik itu menaungimu
Seakan malam petang pun tak sanggup menutupi pesona itu

Dalam setiap pesonamu
Kau harumkan hati yang ranum
Kau bangkitkan jiwa-jiwa yang murung
Dengan semangat cinta yang kau bawa, kau anugerahkan warna hidup yang baru

Kau warnai cinta dengan kharisma pesonamu
Dan kini kau hidup dalam setiap denyut nadiku
Cinta terasa indah dengan kehadiranmu di sisiku

Lampu Merah dan Kesempurnaan



Ketika kita akan pergi ke suatu tempat, entah dengan mobil, sepeda motor, atau kendaraan apapun, apakah kita menunggu sampai semua lampu hijau?
Tentu tidak.
Apakah kita juga menunggu sampai semua jalan sepi?
Tentu tidak.
Kita tentu akan terus melaju, berhenti ketika ada lampu merah, dan berjalan lagi ketika lampu hijau. Jika ada kendaraan yang menghalangi jalan, tentu kita akan mencari jalan untuk bisa melaluinya.
Ini sama seperti halnya jika ingin mencapai tujuan dalam hidup. Tidak perlu menunggu sampai semuanya sempurna.

Pantang Mengeluh

Sebagai manusia, wajarlah jika sesekali kita mengeluh dengan keadaan yang tidak sesuai keinginan. Tetapi, tidak pantas rasanya jika setiap kali kita menemukan hal yang melenceng saja dari apa yang kita inginkan dihadapi dengan mengeluh.
Mengeluh sepertinya sudah menjadi “tren”. Contohnya saja dengan adanya jejaring sosial yang memungkinkan untuk kita bisa share apapun yang kita alami. Ini secara tidak langsung dapat menjadi hal pelancar mengeluh. Pentingkah menceritakan semua yang menimpa kita kepada semua orang? Apakah dengan menceritakan semuanya dapat menghilangkan masalah itu? Tentu tidak.
Memang, mengeluh sah-sah saja untuk mencari solusi masalah kita. Yang terjadi ketika kita mengeluh, apakah kita berpikir untuk menemukan solusi? Kebanyakan kita tidak berpikir jauh seperti itu. Secara tersirat, tujuannya hanya ingin orang mendengarkan keluh kesah kita
Sebenarnya, dengan atau tanpa mengeluh hidup tetaplah hidup. Yang harus dijalani walaupun lelah, yang harus dihadapi walaupun berat, yang harus dimengerti walaupun rumit. Memperlihatkan kelemahan kita justru akan menjadi negatif.

Sebegitu susahkah kita untuk bersyukur?

Birunya Langit Hari Ini

if you look up at the sky after falling down, the blue sky is also today stretching limitlessly and smiles at me…
Yeah.. I’m alive!

Birunya langit hari ini mengajariku akan suatu hal, segalanya akan selalu berganti seperti indahnya langit hari ini, sebelumnya aku melihat mendung menutupi hamparan luas perkamen langit, namun angin mematuhi melukis takdirMu mengganti kelabunya langit mejadi biru nan elok, langit membiru seolah menitipkan senyuman matahari, mereka ingin kita selalu tersenyum, tersenyumlah untuk sekarang dan nanti sampai waktu cukup untuk melepas kita pergi, karena dengan senyuman segala hal yang menyiratkan kesedihan akan berangsur menghilang dan membuat segalanya terasa lebih mudah, kala kesedihan itu menghampiri ingatlah setiap kebahagiaan yang kita terima selama ini, bukankah porsi kebahagiaan lebih banyak dibandingkan kesedihan, lalu apa lagi yang kita risaukan? Karena setiap kesedihan atau kebahagiaan akan segera berakhir dan berganti dengan peristiwa lagi, sebuah proses pembelajaran untuk memahami mengapa kita hidup saat ini.
Aku berjalan hanya dengan mata hati, bernafas hanya dengan tekad, aku mendaki penuh dengan teka teki, dimanakah matahariku?
Matahariku selalu bersinar, namun makna sinarnya hanya mengenai mereka yang mau membuka diri, meskipun cahayanya seolah menerpa setiap insan di bumi ini, tapi tiap tiap yang menerima berbeda mengartikannya, ada yang bingung mengapa matahari ini kadang bersinar kadang redup, ada yang sedih kenapa matahari redup hari ini, ada yang risau akankah dapat melihat lagi indahnya matahari hari ini, dan ada pula yang berfikir mengapa matahari tidak pernah lelah bersinar? Kita berada dimana, kita berhak memilih.
Matahariku selalu bersinar, takdirnya memberi arti kehidupan ini, aku pun ingin seperti dia dengan segala kemampuan yang aku miliki saat ini, berusaha memberi arti, bukankah kita terlahir di dunia ini adalah dengan takdirNya, dan kita terlahir di dunia ini bukan tanpa tujuan melainkan membawa pesan- pesan Tuhan, hidup ini pilihan, dan aku telah putuskan, pilihan yang wajib aku perjuangkan. Aku dalam masa proses, tapi keyakinanku sangat kuat, aku harus berjuang kawan, kamu bisa aku pun bisa!

Bila Aku jatuh nanti, Aku siap Melompat lebih Tinggi.
Tetap Semangat dan Hadapi setiap Episode Hidup dengan Senyuman :-)

Everyone feels pain
But surely, after suffering satisfaction will arrive
Step by step, I want find that light :-)

Jumat, 10 Juni 2011

Tetap Semangat

Tetap Semangat Feat Fade2Black
oleh: Bondan Prakoso


santoz:
satu bahasa jutaan makna cerita
satu kata perkata diawal langkah pertama
ini saatnya kita tentukan langkah baru
bergerak maju berwarna dan berdebu
aku disini dan engkau disana… oi!!
bersama coba langkahi semua bendera… oi!!
redam amarah… mari bersuara
bicara bahasa kita dengan banyak cinta… uuu!

lezz:
yea… and it goes like this…

maju bergerak hadapi semuanya
membuka mata lebar “rude boy” haa… lupakan luka
karna untuk terus berada didalam garis
kau tau pasti… jadi orang harus optimis
please, tepislah egois, ku tak perlukan diss…
hanya langkah optimis… realistis?!
menggores tinta dengan sentuhan klasik
membakar jiwa… dengan teknik terbaik!! c’mon!!

reff:
woy… maju tak gentar, membela yang benar
tetap semangat!!
woy… pantang menyerah, terus melangkah
tetap semangat!!

titz:
eiyo kawan, lihat kedepan
tunjukan jalan bagi kita agar bertahan
teruskan… teruskan… errr… teruskan lagi
hingga semua bermakna murni dan abadi
bergeraklah ragaku dan lakukan sesuatu! ooi!
dunia ini begitu ramai dan tak tepat bila kau layu
brraah… braah… brahasilah
rrreeezzpect reerre… rrzzpect pantang menyerah

back to reff:

RENOVASI STADION TELADAN BAGAI MIMPI DI SIANG BOLONG



Siapa yang gak kenal stadion teladan????? Yang dulu merupakan stadion terbesar setelah SUGBK , dan pernah di helat perandingan tim seri A italia, tapi stadion teladan dimakan waktu dan zaman dengan tidak disertai dengan perawatan yang berarti.
Mengingat historis puluhan tahun silam, PSMS Medan berjaya. Meskipun turun kelas, Ayam Kinantan tetap menawan dan mempesona. Tingkat Nasional, tim kebanggaan kota Medan ini sudah menyandang enam kali gelar juara – semenjak kompetisi resmi PSSI tahun 1951. Bahkan berhasil pula mengambil gelar juara berturut-turut di tahun 1967, 1969 dan 1971. Tak cukup sebagai jawara di tanah air, juga mengukir prestasi di tingkat Asia.

The Killer – julukan lain dari PSMS Medan, mencatat sebanyak lima kali mengikuti kejuaraan di luar negeri. Dalam Turnamen bertajuk Aga Khan Gold tahun 1967 di Dakka Pakistan Timur (Bangladesh, Red), PSMS keluar sebagai juara. Dua gol dari Tumsila menumbangkan klub tuan rumah Mohamaden dengan skor 2-1. Berlanjut di tahun 1977, dalam gelaran Quenn Cup di Bangkok. Sayangnya, anak-anak Medan ini gagal menempuh babak semifinal. Terakhir, PSMS Medan mencatatkan sebagai tim pertama dari Indonesia yang lolos sampai babak 16 besar, di AFC Cup 2009 lalu.Sebuah prestasi yang membanggakan tentunya. Itulah sederetan fakta. Kebenaran dan kebanggaan yang pelan-pelan luntur, akibat menurunnya prestasi.

Prestasi PSMS Medan dimana sebuah zaman, saat Stadion Teladan berdiri megah. Stadion yang layak untuk ditandangi klub – klub dari Asia, seperti Korea, Jepang, Vietnam, Singapura dan Burma. Stadion Teladan yang melahirkan sejarah hingga cerita menarik lainnya. Perseteruan dan perselihan tumbuh di kalangan pemain. Misalnya protes kapten klub Vietst, Nguyen Van Mon. Terkait keputusan wasit Takayama dari Jepang, atas hakim garis Polinandu yang tidak melihat offside pemain PSMS. Ada juga juga perseteruan pemain Korea Selatan dengan anak-anak bola Vietnam Selatan. Belum lagi kericuhan antara Tumsila (PSMS) dan Jacob Sihasale plus Didiek dari Persebaya.
Setelah dibangun menyambut even Nasional PON III 1953 di Sumatera Utara, Stadion Teladan saat itu sangat representative. Tak hanya dari deretan Asia, klub dari Australia dan Belanda hingga Lokomotiv Rusia sekalipun pernah menginjakan kakinya.

Termasuk tim selevel Seri A Liga Italia, Samdoria di tahun 1996, saat melawan tim nasional Indonesia. Tingginya arus kompetisi di Stadion Teladan membuahkan pemain bintang.
Kota Medan menjadi salah satu barometer sepakbola di Indonesia. Tercatat dalam sejarah nama-nama seperti Ramlan Yatim, Manan Laly, Ramli Yatim, Buyung Bahrum, Rasyid, Anwar Daulay, Idris, Jusuf Siregar, Syamsudin, Ahmad Kadir dan Cornel Siahan (PSMS tahun 1950-an). Menyusul terdapat Yuswardi, Muslim, Rudy Siregar, Jamaluddin, Zulham Yahya, Sunarto, Edy Suwardi, Abdul Rahim, Zulkarnaen, Ipong Silalahi dan Nawir Siregar di tahun 1960-an. Berlanjut ke tahun 1987, zamannya Sunardi B dan juga Nobon, Ponirin hingga pemain Parlin Siagian.

Kini waktu terus berjalan. Banyak harapan besar yang diwariskan untuk melanjutkan tradisi hebat tersebut. Sayangnya, harapan itu gagal total. Kota Medan seperti bermimpi dalam kondisi yang tidak tertidur. Berharap berprestasi namun tidak bekerja. Apalagi pasca Badan Liga Indonesia (BLI) memperlakukan proses verifikasi soal infrakstrur Stadion (2008/2009) lalu. Sepakbola Medan mati suri. Beberapa fasilitas penunjang seperti ruang ganti, lampu, rumput tidak sesuai dengan manual untuk menggelar Indonesia Super League (ISL). Stadion Teladan menjadi saksi mati prestasi PSMS.

Kota Medan tidak lagi menjanjikan bagi pemain bola. Banyak pemain memilih berkarir di luar Medan. Satu bukti nyata, adalah pemain yang membawa PSMS ke final 2008 lalu pun ikut kabur. Tanpa magnet besar, Saktiawan Sinaga, Mahyadi Panggabean, Markus Ririhina dan Legimin Rahardjo ada generasi terakhir emas tim berlogo Tembakau ini. Bagaimana untuk kelanjutannya? Siapapun akan kesulitan untuk menjawabnya. Sekalipun anda dedengkot di PSMS. Selentingan nasib PSMS bergantung hasil Pilkada Kota Medan selalu mewarnai.

Itulah sebuah pandangan yang sudah tertanam dari belasan tahun lalu. Akibatnya, sulit mengantungi harapan PSMS bisa bangkit kembali. Apalagi saat ini bermain di level Divisi Utama. Sebuah fakta tambahan yang menyatakan tidak akan ada lagi calon bintang dari PSMS. Sebuah kondisi yang memiriskan hati kita pencinta Ayam Kinantan. Padahal sebelum proses verifikasi, Stadion memberikan efek yang luar biasa. Skuad Merah Putih bermaterikan pemain yang berasal dari Medan. “Kalau waktu dulu main di Medan, bulu kita sudah merinding duluan sebelum bertanding,” kata Rudi Keltjes, pelatih yang pernah merasakan kerasnya atmosfer di Stadion Teladan. Lantas, bagaimana cara mengembalikan kebesaran itu?

Orang-orang selalu mencanangkan program pembinaan. Namun selain itu, ada faktor lain yang sangat menentukan dan sudah terbukti menjadi ikon penting. Infrakstruktur adalah menjadi pendorong utama melahirkan kembali pemain berbakat. Membangun stadion baru atau merenovasi Stadion Teladan memang harus segera dilakukan. Sejarah PSMS puluhan tahun lalu menegaskan, Stadion yang representative melahirkan pemain bintang.. Saat itu Stadion Teladan memberikan efek luar biasa bagi Kota Medan. Membangun atau merenovasi Stadion Teladan adalah hal yang bisa mengangkat moral pemain untuk bergairah naik ke Indonesia Super League (ISL).
Sepakbola juga akan terus mengalami kemajuan. Ribuan anak-anak dari Sumatera Utara tetap bercita-cita menjadi pemain bola. Di satu sisi lagi, dalam jumlah yang sama juga merindukan tontonan yang menarik tersebut. Sepakbola itu tidak pernah mati, selalu beregenerasi. Dengan infrakstruktur stadion yang layak, menghasilkan makna kepuasan. Melahirkan sebuah permainan yang menarik dan nyaman. Selain itu juga mampu meminimalisir tingkat benturan atau cedera pemain.


Selain menjadi sebuah entertaint, stadion yang layak menjadikan ajang beredukasi. Rumput yang berkualias melahirkan permainan yang punya identitas. Medan sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia, masih belum memilikinya. Soal Stadion kalah dengan kabupaten di daerah lain, seperti Madiun dan Cirebon atau juga Sleman. Tidak memiliki klub professional, mereka memiliki Stadion yang lebih baik dari Stadion Teladan.
Apa harus jadi tuan rumah PON dulu baru di renovasi???? Atau tunggu terjadi bencana dulu baru di renovasi atas bantuan FIFA???? Kita tak ingin kota medan terkena musibah. Tapi sampai kapan kah stadion teladan akan seperti ini terus????
Sebuah pertanyaan yang mendasar dari lubuk hatii dan keinginan melihat stadion teladan menjadi stadion standard internasional
Apalagi kota medan akan membuat program “visit kota medan 2012” semoga dengan ini stadion teladan akan direnovasi agar kota medan akan menjadi kota yang banyak dikunjungi para wisatawan asing maupun local.
Dengan di renovasi stadion teladan akan membangkitkan lagi animo penonton ke stadion teladan dan secara tidak langsung akan merangsang kembali masa kejayaan PSMS MEDAN .

Lihat saja pada waktu PSMS MEDAN VS PRO TITAN baru 15 menit saja di guyur hujan stadion teladan sudah tidak dapat dipakai lagi  terpaksa di tunda , untung saja kesetiaan SMeCK HOOLIGAN tidak luntur karena hujan deras , mereka rela menunggu dan kehujanan sedangkan 2 kelompok supporter PSMS MEDAN  yang lain udah pulang, mereka pun melakukan aksi heroik dengan menguras lapangan dan pertandingan Di Lanjutkan. Lhat juga pada pertandingan pro titan vs persiraja sama juga kejadian nya hujan 15 menit lapangan sudah tidak bisa dipakai.

Tapi dari ini semua aku yakin stadion teladan akan kembali berdiri megah dan kembali nya kejayaan PSMS MEDAN , tapi itu kapan kah stadion teladan renovasi??? Stadion teladan di renovasi bagai mimpi disiang bolong.

PSMS Bintang, Bintang PSMS, Medan City, PSMS 1950

  Beberapa waktu lalu, dalam percakapan bersama beberapa teman pada forum chat Anak MEDAN, tentunya setelah ngalor ngidul kesana kemari mulai soal heboh SMS "main belakang" Nazaruddin hingga Lionel Messi, sekonyong-konyong tercuat topik soal PSMS. 


BUKAN menyangkut kegagalan menyakitkan di putaran delapan besar yang hingga detik ini penyebabnya masih menyisakan misteri. Bukan pula terkait ribut-ribut beberapa eks pemain yang menyebut gajinya yang sampai detik ini belum dibayarkan. Tapi perihal wacana peleburannya dengan Bintang Medan.
Disebut wacana karena sejauh ini memang baru sekadar ide. Itu pun kemudian diketahui bukan dicetuskan oleh kedua lembaga bersangkutan. Para petinggi manajemen PSMS Medan maupun Bintang Medan sama-sama terkejut mendengarnya.

Sebelum masuk pada keterkejutan itu, barangkali ada baiknya dirunut dulu seperti apa idenya. Ide yang ketika dipandang sekilas pintas memang memukau, memesona, menakjubkan, tapi setelah dicermati lebih jauh dan lebih dalam ternyata -meminjam kalimat yang biasa muncul dalam kisah-kisah humor tahun 1950an (yang rata-rata ditulis oleh pengarang peranakan Indonesia-Tionghoa)-amatlah loetjoe sampai bikin moelas peroet.



Ide besarnya adalah penyatuan Indonesia Super Liga (ISL) dan Liga Primer Indonesia (LPI): liga "negeri" dan "swasta" di negeri ini. Konon FIFA sudah memberi ultimatum agar dagelan yang sesungguhnya tak lucu ini segera dihentikan. "Kami cuma mau mengakui satu liga. Kalian pilih satu di antaranya," barangkali begitu Sepp Blatter berkata.

Karena hampir tidak mungkin menghentikan ISL (dan seluruh turunannya hingga divisi III), maka sudah barang tentu LPI yang harus dihilangkan. Namun sudah tentu pula hal ini tidak semudah membalik telapak tangan. Bagaimanapun konsorsium LPI telah berbuat untuk sepakbola negeri ini  (kalimat lain untuk menyebut sudah mengeluarkan dana yang jumlahnya tidak sedikit). Liga telah digelar: ada jadwal pertandingan, ada klub, ada pelatih, pemain, ofisial, ada panitia pertandingan, ada tukang catut karcis, ada pedagang asongan, ada tukang parkir, dan lainnya. Pendek kata, ada banyak orang yang mencari makan di sana dan karena faktor kemanusiaan juga harus masuk sebagai parameter perhitungan.



Berangkat dari sini ide yang muncul bukan pembubaran, tapi penyatuan. Dua belah pihak setuju. Yang belum disepakati adalah konsep penyatuannya. Kemana LPI akan dilebur? Nah, sampai di sini, seperti Belanda yang sudah dizinkan masuk untuk berbisnis jual beli rempah tapi kemudian serakah mau mencaplok tanah, "orang-orang" LPI, lewat kepercayaan diri tingkat tinggi ngotot ingin masuk ke ISL, kasta tertinggi sepakbola nasional. Artinya, klub-klub yang baru dibentuk rata-rata satu tahun ini (kecuali PSM Makassar, Persema Malang, Persebaya Surabaya, dan Persibo Bojonegoro), melesat langsung melewati tiga jenjang. Padahal tiap tahun ratusan klub berjuang satu musim kompetisi penuh (sekitar 9-10 bulan) untuk naik level.

Mungkin karena banyak yang mentertawakan kekonyolannya, kengototan ini surut. Berganti wacana lain, yakni merger, peleburan. Klub LPI melebur dengan klub dari liga PSSI yang berada dalam satu wilayah. Misalnya, Persija dengan Batavia Union atau Jakarta 1928, Persipura dengan Cendrawasih Papua, Semen Padang dengan Minangkabau FC, Persiraja dengan Aceh United, Persib dengan Bandung FC, dan lainnya, termasuk Pro Titan dengan Medan Chiefs dan PSMS dengan Bintang Medan. Tujuannya sama, masuk ke ISL.

Sampai di sini muncul tiga tanda tanya. Pertama, klub yang tidak memiliki patner merger di satu wilayah akan pergi kemana? Ke ISL, ke Divisi Utama, ke Divisi I atau kemana?

Contohnya Bali De Vata. Kemana mereka akan melebur? Bali sebenarnya bukan tak punya klub yang berkiprah di Liga Indonesia. Namun Persegi Gianyar dan Persekaba Badung hanya berada di Divisi I. Perseden Denpasar bahkan lebih jauh lagi di level bawah. Apakah klub LPI nan merasa diri elitis ini mau berkompetisi di sana? Rasanya tidak. Karena jika tidak, tentulah Bintang Medan tak hanya membidik PSMS yang berada di Divisi Utama. Mereka pasti juga akan melirik Medan Jaya atau PSDS Deliserdang yang saat ini berkutat di Divisi I.

Tanda tanya kedua dan ketiga memiliki keterkaitan satu sama lain karena sama-sama berhubungan dengan kata sepakat. Apakah klub-klub Liga Indonesia mau saja dimerger?

Peleburan hakekatnya menguatkan. Bagaimana jika upaya peleburan justru tidak merujuk ke arah itu? Bukan bermaksud menyepelekan. Tapi apalah, misalnya, yang bisa diharap dari Cendrawasih Papua? Apakah mereka bisa menambah soliditas, kemapanan teknik, dan ketajaman yang sudah terbentuk di antara Boaz Salossa dan kawan-kawan yang tahun ini kembali menjuarai ISL? Kekuatan kedua klub ini ibarat bumi dan langit. Yang satu juara kompetisi level tertinggi, bahkan melesat memberi sengatan di Liga Champions Asia, yang satu terpuruk di dasar klasemen LPI.

Alangkah beruntungnya Cendrawasih. Alangkah malangnya Persipura. Atau mungkinkah mereka sedikit menurunkan posisi tawar, merayu untuk melebur bersama Persiwa Wamena? Atau, jika memang upaya menyeberang ke ISL cukup dengan melebur dengan klub Divisi Utama, bisakah mereka mendekati Perdafon Dafonsoro, Persiram Raja Ampat, atau Perseman Manokwari?

Belum lagi jika bicara dari sudut pandang cocok tak cocok. Lihatlah ke Malang! Arema dan Persema, sampai datang "hari kiamat" sekalipun barangkali tidak akan mau saling melebur. Arema telah lama memproklamirkan diri sebagai "suara rakyat", sedangkan Persema sebaliknya, "nafas birokrat". Mereka bermusuhan dari sisi filosofis dan ideologi, seperti halnya Real dan Atletico di Madrid atau Juventus dan Torino di Turin.

Baiklah dari Malang akan datang dua tim. Bagaimana kota-kota lain? Persija, apakah akan melayani peleburan sekaligus dari Batavia Union dan Jakarta 1928? Jika Macan Kemayoran menolak, kemana bidikan beralih? Ke Persitara yang berada di Divisi Utama? Atau ke Persikota dan Persita Tangerang dengan risiko bersaing dengan Tangerang Wolves? Juga Persiba Bantul, apakah akan lapang dada bersedia membonceng Ksatria Solo FC dan Real Mataram, setelah mereka berjuang sampai nafas ngos-ngosan untuk bisa lolos ke ISL?

Sampai di sini saja kekacauan sudah sangat kompleks. Tapi itu belum cukup. Masih ada kekacauan lain yang lebih prinsipil sifatnya. Sebagaimana lazimnya peleburan, tentulah diperlukan nama baru sebagai penanda identitas terkini. Keliru benar jika menganggap perkara mengubah nama ini seremeh hal serupa dalam program custom game pada winning eleven, pro evolution soccer, atau football manager. Di alam nyata, nama ini menyangkut karakteristik, sejarah, bahkan kehormatan.

Belum jelas di daerah lain, tapi untuk wacana merger PSMS Medan dan Bintang Medan, sejauh ini sudah tercetus empat opsi nama, yakni PSMS Bintang, Bintang PSMS, Medan City, dan PSMS 1950. Tapi persoalannya, apakah orang Medan setuju?

Sampai kapan pun mungkin tidak. Maka seperti para petinggi manajemen PSMS dan Bintang Medan, keterkejutan yang sama juga muncul dari para dedengkot kelompok suporter. Nata Simangunsong dari SMeCK Hooligan menyebutnya sebagai wacana ngawur. Usman Toekoel lebih keras lagi bersuara. Pentolan PSMS Fans Club ini, sang peneriak di pagar tribun sektor utara Stadion Teladan, pada akun Facebook miliknya menuliskan kalimat ini: "Mau BM, PSMS Bintang, suka kalian lah itu, yg jelas kami bukan penjilat. Hanya PSMS Medan yang kami dukung. Selain itu haram."

SMeCK memiliki kurang lebih 10 ribuan anggota yang loyal dan rela melakukan hal paling gila sekalipun demi PSMS. Semboyan mereka yang terkenal berbunyi "PSMS Sampai Mati". PSMS Fans Club tidaklah kalah militan. Masih pula ada Kampak FC yang meneriakkan ketidakrelaan serupa. Jadi apalagi! Rasanya tak ada suara lain yang lebih sahih dari suara mereka.(*)






Kamis, 09 Juni 2011

suka & duka menjadi OP warnet

hmm.... mulai dari mana yach!!!!!!!
dari sana ja dech hehehehe
!!! tadi malam waktu jaga ada seorang pelanggan yang berbincang² dengan saya gini kira² hehehe ...

pelanggan : "Mas saya mau ngelamar kerjaan lewat internet"
Saya : "Bapak punya email?"
Pelanggan : "gak punya mas, kata temen saya nyari kerja di internet gampang.
minta di carin aja sama yang jaga-nya"
Saya : "Wah kalo gampang saya gk kerja disini pak hehehe"



Hem itu saya yang salah pengertian atau bapanya yang bego yach heheheheh !!!

Langsung ja dech saya mau beri saran pada yang baca nih yang pengen mau jadi OP warnet kenapa? hmm...

apakah kalian tau... kalau kalian pergi ke warnet pagi² sekali,ada orang yang matanya terkantuk dan mulai salah memberi uang kembalian kalian…. dia adalah operator warnet yang jam kerjanya tidak akan terbayangkan oleh kalian...
pengaturan shift yang tidak biasa telah menjadi makanan sehari2nya... jam kerjanya biasanya tidak tentu...dan setiap shiftnya memakan waktu 7-8 jam.. jadi bayangkan saja, jika 8 jam satu hari...kalikan saja 26 hari...jadi 8x26 = 208 jam sebulan....waduch ya ampun sekarang ja saya ngantuk banget nich!!!
yang ga' enak nya waktu tiba datang malam minggu... dimana semua cowok sibuk² nya ngapelin cewek nya, eh malah saya ngapelin layar monitor dan keyboard komputer ...hehehehe... nasib² ...
dengan gaji pas²an UMR, operator warnet tetap setia melayani pelanggan...hehehe?

Operator warnet adalah orang yang multi talented people dan pintar.... akan saya beritahu..kenapa saya bilang multi talented!!!... haha karena saya operator warnet ckckkckckck  gini² alasannya.

Operator warnet merangkap beberapa pekerjaan :

- Teknisi Komputer : yaiyalah !!! kalo komputernya rusak?yang benerin kita² juga...

- Software Analyze : ini lagi....software segala macam seharusnya sudah di luar kepala ?

- Friendster,Facebook Expert : ini khusus buat ngajarin anak sma-smp gaptek yg pengen ikutan tren FB

- Cleaning Service : ini khusus shift malem,luar biasa?sehabis begadang anda diharuskan membersihkan warnet .

- Ahli Pembukuan : menjadi ahli akuntansi mendadak ketika mencatat pengeluaran/pemasukan/stok/sekalian jadi orang purchasing.

- Psikiater : bayak juga orang curhat ma operator.

- Kuli Angkut : luar biasa....berat juga ngangkat minuman berkrat²....

- Gamers : ini syarat mutlaknya......kemungkinan besar kalo jadi GM game Online,dia bakal betah nangkring di kompi berjam2.....

- Network Expert : Network Connection and Sharing! itu mah udah makanan sehari-hari....!!!!



hehehe kata² nya kerenkan saya kan sering belajar di google ckckck ... :)


ini cuma sedikit preview dari pekerjaan saya, pokonya susah senang dech kalo mau jadi operator warnet...
Oya hmm... huft :(   klo pas kita udah berhenti kerja trus mau ngelamar kerja kalo mau nulis di daftar riwayat hidup PENGALAMAN KERJA : OPERATOR WARNET hahaha ... : D
gitu aja mungkin ya!!!

Minggu, 05 Juni 2011

Apakah Tuhan Menonton Pertandingan Sepak Bola?

Kalau pertanyaan ini Anda tanyakan kepada pelatih Timnas Italia di Piala Dunia 2002, Giovanni Trappatoni, maka ia akan menjawab mantab: tentu saja!

Menarik benar membedah pernyataannya itu. Ketika diwawancarai Reuters atas keberhasilannya membawa Timnas Italia lolos ke babak 16 besar, Trappatoni menjawab dengan unik. Tak seperti pelatih kebanyakan yang kerap menjawab pertanyaan wartawan dengan apologi sebab akibat dan sangat taktis sekali bagaikan sebuah rumus resmi, Trappatoni saat itu menjawab bahwa Tuhan pasti menonton setiap pertandingan sepak bola. Termasuk ketika timnya mampu lolos dari lubang jarum ke babak 16 besar Piala Dunia 2002. Saat itu Italia yang tergabung dalam Grup G memang hanya butuh hasil imbang karena di saat bersamaan pesaing utama Kroasia kalah dari Ekuador.
Meski sempat tertinggal lebih dulu lewat gol striker Meksiko, Jared Borgetti di menit 34, Italia mampu membalas lewat gol Alessandro Del Piero di menit 85. Hasil ini sangat disyukurinya. Maka ia tak lupa memuji Tuhannya. “Saya melafalkan doa saya yang biasa. Keadilan dan Tuhan itu ada. Saya percaya Tuhan menonton pertandingan dan Ia akan melakukan keadilan. Kami memiliki lima atau enam peluang bagus dan salah satunya pasti berhasil berdasar keadilan itu,” beber Trappatoni kepada media usai laga.
Sebagai umat beragama, tentu saja saya yakin Tuhan maha melihat. Ia melihat apa saja di atas bumi ini, termasuk menonton pertandingan sepak bola pastinya. Namun apakah Tuhan akan bersikap netral? Atau apakah Tuhan akan memenangkan satu tim yang didukungnya?
Pertanyaan itu tak layak diperdebatkan dan direnungkan. Karena jawabannya akan menuju ke hal-hal mistis di luar akal sehat manusia. Tuhan menciptakan takdir. Tapi bukan takdir itu yang hendak dibahas di sini. Yang akan dibahas adalah keterpautan antara sepak bola dan unsur misteri itu sendiri. Unsur mistis yang dikait-kaitkan Trappatoni dalam pesta sepak bola terbesar di bumi itu.
Membawa-bawa Tuhan ke arena sepak bola tampaknya kurang etis. Karena Tuhan dibutuhkan di setiap arena kehidupan. Maka itu, keterlibatan Tuhan akan menjadi sesuatu yang gaib bin mistis. Seperti sepak bola itu sendiri: penuh misteri-seperti yang kerap diutarakan pelatih kampung: Suimin Diharja.
Bicara misteri dalam sepak bola, saya sebenarnya tak ingin terlena dan percaya. Tapi media sekelas Reuters kadang terperangkap dalam ulasan-ulasan seperti itu. Reuters kerap mencari-cari sisi unik dari pergelaran sepak bola. Tujuan utama mereka merangkai hal-hal mistis acap kali berakhir di Benua Hitam Afrika. Saban digelar Piala Afrika, Reuters akan mengirim reporter terbaiknya untuk mencari-cari unsur mistis di ajang itu.
Dan Reuters memang berhasil melaporkan hal-hal ganjil yang kerap membuat bibir ini menyungging senyum. Salah satu yang ditemukan Reuters adalah kebiasaan vodoo para dukun pembela tiap negara yang bertarung. Laporan Reuters menyebutkan praktik spiritual bersifat mistis seperti mengorbankan binatang dan mengubur beberapa bagiannya di Gurun Sahara. Banyak bubuk dan cairan aneh berbau melingkari bagian tertentu di gurun itu.
Namun Konfederasi Sepak Bola Afrika melarang para tukang sihir itu masuk stadion saat berlangsung kompetisi tertinggi di benua itu. Bahkan di ajang Piala Dunia perdukunan dan unsur mistis kerap terjadi meski dalam skala minor. Trappatoni termasuk satu yang percaya hal-hal demikian. Buktinya di Piala Dunia 2002, Trappatoni kerap melakoni ritual menciprat-cipratkan air ke bangku pemain cadangan dengan tujuan yang sulit dijelaskan. Wah.
Itu semua sekelumit kisah di pentas sepak bola dunia. Apakah di negeri sendiri hal itu ada? Jawabannya tampaknya sama.
Baru-baru ini saya mendengar kalau PSMS Medan mengalami hal sama. Saat ditahan imbang 3-3 oleh Persiba Bantul yang sekaligus menggugurkan keinginan PSMS main di ISL musim depan itu, ada pengakuan unik bahwa para pemain seperti kena gendam. Unsur mistis mulai menggeliat sehari sebelum pertandingan itu. Salah satu yang kena adalah bek PSMS, Rahmat. Menurut pengakuan Asisten Manajer, Benny Tomosoa, Rahmat tidak bisa menggerakkan badannya dan tak bisa tidur sehari sebelum pertandingan. Menurut Benny, Rahmat kerap diikuti makhluk tak berwujud dan kondisi itu mengganggu kondisi psikis dan fisiknya. Alhasil, Rahmat tak turun di partai penentuan itu.
Tapi dugaan mistis itu sempat sirna ketika akhirnya PSMS berhasil unggul 3-0 di babak pertama. Semua lena dan yakin benar bahwa ISL sudah di depan mata. Tapi apa cerita? ternyata di babak kedua unsur mistis datang lagi.
Dibilang Benny pemain semua mengaku kalau di babak kedua itu mereka seperti tertekan benar dan sulit berkonsentrasi. Bahkan ada yang mengaku mereka seperti sulit sekali menggerakkan tubuhnya. “Saya tak pernah percaya yang begini. Tapi kami mengalaminya. Tidak akan ada yang percaya seperti saya juga tak akan percaya dengan kondisi mistis seperti ini. Tapi bagi yang mengalami barulah mereka percaya bahwa unsur mistis itu sendiri sebenarnya ada dalam sepak bola,” kata Benny tak bermaksud cuci tangan atas kegagalan PSMS ke ISL musim depan.


" hanya mereka yang tau"

Ketika Ribuan Benih PSMS Dibunuh


Kalau Anda mencintai PSMS Medan, mestinya saat ini Anda layak menangis. Tim yang pernah menyandang nama besar di kancah sepakbola nasional, kini telah mengerucut menjadi tim yang lunglai dan sekarat.

Seberapa gemuruh Anda melihat Stadion Gelora Bung Karno saat Timnas Indonesia bertanding di Piala AFF Suzuki 2010 lalu? Merah di setiap sudut, hiruk pikuk terompet dan petasan bergemuruh nyaris dari seluruh sisi stadion. Statistik mencatat, sekitar 80 ribu penonton memenuhi stadion dalam setiap laga Timnas Indonesia.
Tak ayal, kehadiran puluhan ribu penonton itu seakan membangkitkan kembali euphoria publik terhadap sepakbola nasional. Semua pihak seakan baru menyadari bahwa sepakbola telah menjelma menjadi suatu kekuatan baru pemersatu, sekaligus manifestasi dari harkat dan martabat suatu bangsa.
Namun, sadarkah Anda bahwa fenomena yang ditunjukkan Timnas Indonesia sebulan lalu itu, sesungguhnya telah dikalahkan oleh dua tim ‘lokal’, yakni PSMS Medan dan Persib Bandung, 25 tahun lalu? Jika Timnas Indonesia bertanding mewakili seluruh bangsa, PSMS dan Persib hanya mewakili dua daerah di nusantara, tapi telah mengalahkan gaung yang baru ditunjukkan Timnas Indonesia sekarang.
Ya, Final Kompetisi Divisi Utama Perserikatan tahun 1985 yang mempertemukan PSMS Medan versus Persib Bandung tercatat sebagai pertandingan sepakbola paling fenomenal dalam kancah sepakbola Indonesia. Ada dua indikasi yang memperkuat itu.
Pertama, menurut buku Asian Football Confederation (AFC) terbitan 1987, pertandingan itu ditonton oleh sekitar 150.000 orang. Bobotoh Persib dan suporter PSMS membuat Senayan banjir manusia. Spanduk “Kami Medan Bung” berkibar di seluruh penjuru stadion.
Ini merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah sepakbola amatir di dunia. Saat itu kompetisi perserikatan masih digolongkan ke dalam liga amatir karena para pemainnya belum diikat kontrak yang jelas.
Kedua, meskipun penontonnya demikian banyak, kedua suporter tak saling bentrok sepanjang dan hingga usai pertandingan. Suporter PSMS Medan yang secara geografis lebih jauh dari Jakarta dibanding Jawa Barat, saat itu dikenal sebagai suporter fanatik yang santun. Bahkan, Mamek Sudiono, salah seorang pilar PSMS Medan saat itu pernah menceritakan betapa merindingnya dia memasuki Senayan ketika puluhan ribu suporter PSMS meneriakkan koor horas berkali-kali.
Dan yang lebih penting lagi, fanatisme luar biasa yang ditunjukkan para suporter PSMS  itu dibayar tunai oleh Ponirin Meka dkk. Mereka sukses memboyong Piala Presiden ke Medan setelah menang melalui drama adu penalti 2-1, menyusul hasil imbang 2-2 pada waktu normal.
Semakin fenomenal, karena itu adalah keberhasilan PSMS beruntun kedua kalinya setelah mengalahkan lawan yang sama dua tahun sebelumnya. Tahun 1983, Ayam Kinantan juga mengalahkan Persib Bandung 3-2 di partai final melalui drama adu penalti setelah keduanya bermain imbang tanpa gol melalui waktu normal dan perpanjangan waktu.
Namun apa boleh buat, itulah catatan terakhir Ayam Kinantan mengepakkan sayapnya dalam puncak sepakbola Indonesia. Selepas itu, sepakbola Sumut (Medan) boleh dikata terlelap dalam tidur panjangnya. Kalaupun sempat menggeliat sebentar, hanya saat tim sepakbola Sumut meraih medali emas di PON tahun 1993.
Jika itu dimasukkan sebagai bagian dari catatan keberhasilan sepakbola Medan, berarti bisa disebut bahwa 17 tahun sudah publik sepakbola Medan puasa prestasi. Pelan-pelan, nama PSMS Medan semakin tenggelam dalam riuh rendah pembicaraan publik sepakbola nasional. Tak salah, karena kini PSMS satu kasta dengan tim ‘antah berantah’ selevel Persires Rengat dan Persih Tembilahan. Tanpa bermaksud meremehkan, PSMS sekarang hanya bertanding melawan tim-tim kemarin sore yang tak pernah sekalipun menorehkan nama timnya di papan skor Stadion Senayan sejak stadion itu diresmikan Bung Karno pada 24 Maret 1956. 
Dua tahun belakangan inilah prestasi PSMS benar-benar berada di titik nadir dalam sejarah sepakbola nasional. Dua musim berlaga di kasta kelas dua liga sepakbola Indonesia, tentu merupakan catatan memalukan bagi tim bernama besar sebesar PSMS.
Tragisnya, di tengah jalan menukik yang semakin meluncurkan PSMS ke titik nadir itu, terjadi pula dekadensi militansi para pendukungnya. Kini, sulit rasanya berharap militansi puluhan ribu perantau asal Sumut akan membanjiri Stadion GBK saat PSMS bertanding, seperti yang mereka tunjukkan di tahun 1980-an. Jika pun ada, harus pahit mengatakannya, bahwa faktor mobilisasi berbau untung rugi yang lebih memegang peranan.
Apa yang terjadi dengan pembinaan sepakbola di Sumut pada umumnya, dan Medan pada khususnya? Kemana militansi suporter yang dulunya sangat ditakuti oleh suporter dari tim manapun itu?
Harus diakui, pembinaan sepakbola di daerah ini memang nyaris tidak berbentuk. Indikasinya cukup sederhana, kompetisi klub binaan PSMS sudah beberapa tahun ini tak pernah bergulir lagi. Padahal, seorang pemain bertalenta hanya bisa terpantau dan terasah dari sebuah kompetisi yang rutin dan berkesinambungan.
Bagaimana mungkin manajemen PSMS bisa mengetahui bahwa ada anak Medan yang lihai dan ngotot berjibaku di lapangan hijau, kalau mereka sendiri tak pernah ditampilkan dalam rentetan laga berlabel kompetisi?
Tak ayal, 40 klub di bawah naungan PSMS kini hanya main bola ‘ecek-ecek’ karena mereka tidak difasilitasi untuk menunjukkan kemampuannya dalam suatu ajang kompetisi. Bahkan, sebagian di antaranya telah benar-benar mati suri, walau masih ada pengurusnya yang mengatasnamakan tim itu ketika rapat-rapat tentang PSMS digelar secara sporadis.
Tahun lalu, polemik ini sempat mengemuka, dan sebagian jajaran pengurus PSMS di bawah kendali Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin sempat berkoar di media bahwa kompetisi PSMS akan digelar lagi. Namun, janji itu hanya tinggal janji. Hingga tulisan ini dibuat, kompetisi 40 klub tersebut yang sejatinya dibagi dalam beberapa divisi tak pernah terselenggara.
Karena itu, tidak bisa tidak, jika PSMS ingin kembali bangkit dari tidur panjangnya, kompetisi antarklub di bawah naungan PSMS itu harus diaktifkan kembali. Manajemen PSMS tak bisa begitu saja menyerahkan urusan tersebut kepada Pengda PSSI. Sebab, toh pada akhirnya, PSMS lah yang akan menuai keuntungan dari kompetisi itu berupa penemuan bakat-bakat pemain yang kelak bisa memperkuat Ayam Kinantan.
Banyak keuntungan sebenarnya yang bisa didapat manajemen dari bergulirnya kompetisi itu. Satu yang terpenting adalah meminimalisasi cost pembayaran kontrak pemain yang saat ini memang sudah di luar nalar. Sebagai pemain yang lahir dan terasah dari sebuah kompetisi intern, tentu akan lebih ekonomis ketimbang merekrut pemain jadi.
Tidak itu saja. Militansi pemain yang memang berasal dari Medan atau Sumut pada umumnya tentu akan jauh lebih kuat ketimbang pemain yang tiba-tiba memperkuat PSMS hanya karena hitungan fulus bertopengkan profesionalitas.
Betul, sepakbola hari ini memang telah mengarah kepada profesionalisme yang cenderung kapitalis, tapi militansi dan fanatisme kedaerahan adalah suatu hal yang tak bisa dinilai dengan uang. Sentuh mereka dari sisi itu, dan saya percaya masih banyak bibit pesepakbola Medan yang memilikinya. Hanya saja belum tersentuh karena manajemen sendiri tak pernah berupaya menyentuhnya.
Bagaimana soal dana? Rasanya teramat miris jika manajemen senantiasa melantunkan lagu lama itu untuk tidak menggelar laju kompetisi. Harus dipahami, aturan APBD yang tidak dibenarkan untuk tim sepakbola, tidaklah berlaku jika digunakan untuk menggelar suatu pembinaan sepakbola.
Masalahnya, ketika manajemen masih tetap menggunakan APBD dengan beragam pembenarannya, tapi mereka seakan menutup mata bahwa APBD itu selayaknya digunakan untuk membina bibit-bibit pemain muda. Ambivalensi yang sempurna telah ditunjukkan para pengurus PSMS sejak beberapa tahun lalu hingga kepengurusan yang sekarang.
Miliaran rupiah dana APBD tetap mereka ambil dengan mengatasnamakan PSMS sebagai tim milik masyarakat Medan, tapi mereka seakan menutup mata ketika talenta ribuan pesepakbola Medan mati sebelum lahir.
Ya, mati sebelum lahir, karena manajemen tak memberi mereka ruang untuk tumbuh dan berkembang. Hanya keajaiban berbau mukjizat jika pun ada satu dua bakat pesepakbola Medan itu yang terendus.
Lantas, jika sudah begini, masih layakkah militansi itu muncul dari publik Medan? Mungkinkah orang yang tak pernah merasa dilibatkan akan mempunyai rasa memiliki? Mungkinkah orang yang telah dibunuh talentanya akan merasa penting untuk membela panji-panji kebesaran Ayam Kinantan dengan semangat ala rap-rap yang sempat mencengangkan mata publik sepakbola nasional puluhan tahun yang la

Rabu, 01 Juni 2011

Hati-hati patah hati



Ngomongin soal patah hati, pasti ga akan lepas dari yang namanya cinta. Kalo sudah ngomongin soal cinta, maka ceritanya panjang neh. Tul ga? Dari awal mula manusia diciptakan sampe nanti hari kiamat, cerita tentang cinta ga akan pernah bosan diperbincangkan dan ga akan pernah hilang ditelan zaman. Cerita cinta memang ga selamanya indah. Kadang ada yang berakhir dengan tawa, ada juga yang berakhir dengan linangan air mata. Dan patah hati adalah salah satu ending dari cerita ini. Yup. Bad ending (ihiks…..ihiks sedih sekali).
Kata Bang Meggy Z sih, patah hati itu lebih sakit daripada sakit gigi. (kok jadul banget ya…hehehe). Tapi yang paling bener adalah patah hati itu lebih sakit daripada ga patah hati (yeee… ya iyalah!). Nah, kalo sudah kena yang namanya patah hati, hidup serasa mau kiamat, langit runtuh, bumi seakan gelap meskipun ada mentari yang bersinar. Hari-hari terasa sepi karena ga ada pujaan hati. Hati ini tersiksa, seolah mendapatkan penyakit langka yang ga akan pernah ada obatnya. Diri ini semakin sendiri, tidak ada teman yang menemani. Dan kalo sudah begini seakan tidak berguna lagi hidup ini, dan hanya ingin mengakhiri. Terlalu didramatisir nih. Terlalu.
Apa emang bener begitu, kalo kita patah hati? Apa ga ada harapan lagi yang tersisa hingga kita harus mengakhiri hidup? Stop! Slow Down Baby…..Tunggu dulu. Ikutin terus. Capcus !!
Emang bener kata Bang Meggy Z tadi, bukan kamu aja yang pernah patah hati. Dari zamannya Nabi Adam, sudah ada yang yang namanya patah hati, bukan barusan muncul aja. Dan gara-gara patah hati orang bisa gelap mata dan kehilangan akal sehatnya (siapa yang menemukan harap di kembalikan, emang akal sehat kaya dompet). Eit, dampaknya macem-macem ditimbulkan hanya gara-gara patah hati. Contoh saja, salah satu anak Nabi Adam, Qabil, rela membunuh saudaranya sendiri, Habil, gara-gara patah hati.
Sobat, komputer kamu pernah kena virus hallo.roro.htt? Konon juga katanya virus ini dibuat gara-gara si pembuatnya broken heart kepada kekasihnya yang bernama Roro.
By the way, ga sedikit juga orang yang kena patah hati, larinya ke dukun. Ngapain? Pastinya bukan cari obat, kalo cari obat ya ke dokter atau ke apotek. Yup, bener banget. Ada istilah Cinta Ditolak, Dukun Bertindak. Apalagi kalo ga melet si pujaan hati biar balik lagi sama dia. Kalo sudah begini, syirik namanya fren.
Patah Hati, Bisa Mati?
Apa bener se, patah hati bisa bikin kita mati? Siapa yang bilang? Kalo kamu pikir setelah patah hati kudu mati, maka pikiran kamu sempit banget. Jangan khawatir sobat, sebab patah hati atau putus cinta itu ga akan membuat kita mati. Karena cinta itu hanyalah naluri manusia, bukan kebutuhan pokok seperti makan dan minum. Manusia bisa meninggal kalo ga makan 7 hari dan tanpa air selama 3 hari. Kalo rasa cinta ga terpenuhi, kita hanya akan merasa gelisah, ga sampe mati. Paling-paling cuma ga mandi selama 7 hari 7 malem. Ngapain aja ga enak. Tidur ga enak. Makan, ga nafsu. Kita jadi sendiri, ga ada yang mau deketin kita. Siapa yang mau deketin…..Bauuu’. Suer, ga sampe mati. Hanya tindakan apa yang kita lakukan ketika patah hati itu yang harus kita pikirkan, kita bisa memilih. Mau mati, mau bikin playboy tandingan, atau mau bangkit dan melupakan yang sudah-sudah.
 Jadi buat kamu yang patah hati karena diputusin pacar, atau gagal saat melamar, jangan sedih dulu, dunia belum kiamat. Cuma rasa patah hati ini walau sudah dikuat-kuatin, kata Mulan Jameela tetep aja kita bukan Wonder Woman yang hatinya bukan terbuat dari besi dan baja, bisa remuk dan hancur. Semua fakta di atas adalah bukti perasaan yang lebur saat menjalani hubungan yang ga resmi dan bubar di tengah jalan. Pacar-pacar mereka pergi begitu saja. Ada yang alasan ga cocok, banyak juga karena berpindah ke lain hati. Hal yang sama juga dialami ketika gagal dalam melamar. Ada perasaan perih di hati ditambah rasa malu.

Patah hati atau bahasa kerennya broken heart itu bisa karena dua hal, diputusin pacar atau ditolak saat ngelamar. Tapi kalo dilihat pergaulan zaman sekarang, sebab patah hati kebanyakan adalah karena pacaran. Dan pacaran adalah gaul yang salah total. Kalo dilihat dari segi apapun, pacaran lebih banyak bikin kesel hati daripada suka hati. Status hubungan pasangan ini ga jelas, ga sah dan yang pasti ga serius. Malah ga sedikit juga sampe melakukan hal-hal yang ga ga, misalnya aja sex pra nikah dengan dalih kesetiaan. Hayo ngaku!!
Ketika para aktivis pacaran itu ditanya tentang keseriusan mereka untuk merit, mereka pasti bilang, “Lihat aja nanti deh, yang sekarang kita jalanin aja dulu.” Kok mau sih digombalin sama pacar kamu? Apalagi mereka masih mengenakan putih-abu abu, putih biru dan ada juga yang putih merah, mana bisa mau dan siap nikah cepet-cepet. Artinya kamu itu sudah sejak awal bikin peluang besar untuk putus dan berlinangan air mata. Iya kan?
Sedangkan Islam ga pernah ngajarin yang namanya aktifitas pacaran. Dan itu berarti Islam memperkecil volume patah hati yang memang perih banget kalo dirasakan.
Kita ngasih alternatif, kalo obat hati itu ada lima, maka obat patah hati juga ada lima :
1. Jangan mendramatisir keadaan
2. Putus asa itu dosa
3. Jangan malah menyendiri 
4. Perbanyak kegiatan positif
5. Bersyukur, berusaha dan doa

Dan jangan lupa berdoa karena Allah pasti akan kasih jalan keluar yang terbaik buat kamu. Pasti deh !!!

Kartini bukan Kartono



Ketika kalender menunjukkan angka 21 di bulan April, pasti terlintas dalam benak kita sosok pejuang wanita, R.A. Kartini. Bahkan kalo kita lihat sekeliling kita, banyak digelar parade kartini yang memakai kebaya plus tak ketinggalan kondenya.
Bahkan, banyak aktivis perempuan yang katanya memperjuangkan hak wanita agar sama dengan pria, membawa-bawa nama Kartini sebagai simbol pejuang feminisme. Gerakan ini berusaha, bagaimana pun caranya, agar wanita bisa menduduki posisi yang biasanya didominasi pria, meskipun harus mengabaikan nilai budaya apalagi agama. Walhasil, bisa kita lihat sekarang, banyak sekali bertebaran wanita karier di perkantoran. Bahkan kini sedang diperjuangkan agar wanita bisa menduduki banyak kursi di dewan perwakilan, lebih kenceng lagi berusaha menjadi presiden. Kecerdasan dan penampilan menarik wanita pun dieksploitasi habis-habisan.
Gals, coba kita tengok, yang biasanya jadi sales promotion itu cewek apa cowok?, yang biasanya dimajukan ketika mengajukan lobi, atau memamerkan barang produksi itu cewek ato cowok? Bahkan bukan jadi rahasia lagi, jasmani wanita pun banyak dieksploitasi di berbagai tempat hiburan, yang dilindungi pemerintah demi pemasukan pajak pendapatan.
Gals, kalo kita tilik sejarah lagi, ternyata Kartini yang banyak bergaul dengan noni-noni Belanda memang pada awalnya menganggap budaya Eropa/Belanda sebagai budaya yang tinggi dan patut dicontoh. Namun semenjak dia mempelajari Islam melalui Al-Qur’an, dia menjadi sadar, dan menganggap ideologi kebebasan yang digembar-gemborkan Eropa tak layak disebut peradaban.
Dalam salah satu suratnya kepada gurunya, Kyai Sholeh Darat, dia menulis, ”Kyai, selama kehidupanku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama dan induk Al-Qur’an yang isisnya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan bualan rasa syukur hatiku kepada Allah. Namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa para ulama saat ini melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Qur’an dalam bahasa Jawa? Bukankah Al-Qur’an itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?”. Subhanallah gals, hanya belajar satu surat saja, pemikiran Kartini langsung berubah, bagaimana ya kalau beliau sudah mempelajari Al-Qur’an sampai surat An-Nur dan Al-Ahzab. Mungkin gambar Kartini yang sekarang kita lihat bukan berkonde, tapi berkerudung dan berjilbab.
Gals, Kartini sebenarnya berjuang agar wanita Indonesia menjadi cerdas dalam mendidik anak dan mengolah rumah tangga. Bukan berlomba-lomba kerja kantoran dan melalaikan kewajibannya mengatur rumah tangga. Karena memang maju tidaknya sebuah negara ditentukan oleh bagaimana wanitanya, yang punya peranan penting dalam menyiapkan generasi bangsa.
Islam memang agama yang tock cer, Islam tidak memandang sebelah mata kaum wanita, seperti yang diisukan kaum feminis. Sebaliknya, Islam memposisikan peran wanita sejajar dengan laki-laki sesuai porsinya. Kalau laki-laki bisa berjihad di medan perang, maka kita bisa berjihad ketika melahirkan insan mungil. Bahkan Islam membolehkan (tidak mewajibkan) wanita bekancah di ranah publik, asalkan tidak meninggalkan kewajiban utamanya di rumah tangga. Misalnya, Khadijah yang menjadi pebisnis sukses di masanya, atau sahabat Shafiyyah Binti Abdul Muthalib yang berani menghadapi penyusup Yahudi seraya membunuhnya dengan tiang tenda. Yang perlu kita camkan gals, Allah SWT adil dalam mengatur peran wanita dan laki-laki. Yang membedakan hanya ketaqwaannya saja. Adil ga harus sama kan? Apa kamu yang SMA rela neh dikasih uang jajan 2000 rupiah, sama kayak adek kita yang masih TK? Ya engga dong!!