Senin, 30 Mei 2011

"Tiki Taka" Barca berhasil Menghipnotis para pemain MU.



Barca..!! Barca..!! Barca..!! ya itulah berita di beberapa surat kabar dan majalah olah raga setelah minggu dini hari kemarin kembali mengangkat tropi Liga Champions setinggi-tingginya di stadion kebanggaan rakyat inggris "Wembley". Hmm... pertandingan yang cukup.. cukup menggelikan.. (ups sorry.. bagi pendukung MU jangan tersinggung yah.. karena kenyataanya memang demikian.. hehehe :D) Bagaimana tidak Rooney Cs. tak berkutik menghadapi "tiki taka" barca yang dikomandoi Messi dan kawan-kawan.

Para pemain MU seperti kena hipnotis dari permainan yang terapkan oleh pemain barca, MU praktis hanya mengamati bola tanpa ada "pressure" yang ketat. Tak seperti biasanya, MU tidak tampil "ngotot" dan mengikuti irama permainan barca yang "slow but sure" atau alon-alon asal kelakon... hehehe
Tiki taka memang menjadi momok menakutkan bagi tim-tim lawan yang akan menghadapi Barca, apa MU begitu gugup sehingga bermain tidak lepas seperti biasanya? hal ini terpulang kepada pemain MU sendiri yang dapat menjawabnya.
Apa dibutuhkan tim dengan mental yang kuat dan strategi yang matang untuk meredam permainan seperti ini? ya..iyalah.... toh..Mr.Mourinho dan Inter sudah membuktikannya (mau di bilang memarkir bus di depan gawang kek.. pokoknya menang...!! :D hehehe)
Postur dan tinggi tubuh tidak menjadi sebuah jaminan  bagi Barca untuk meraih sukses. Survey terhadap 13 ribu lebih pesepakbola yang bermain untuk 534 klub dalam 36 kompetisi Eropa itu menyatakan, raksasa Katalan, Barcelona, merupakan tim yang memiliki pemain berpostur tubuh terpendek di Eropa. Penelitian itu menyatakan, rata-rata, tinggi badan para pemain Barcelona 1,77 sentimeter.

Kita lihat juga bagaimana ketika Spanyol berhasil menjuarai Piala Eropa 2008 sekaligus Piala Dunia 2010 dengan mengusung cara bermain yang disebut "Tiki-taka". Gaya permainan yang tak jauh berbeda dengan Total Football yang dianut Belanda di era 1970-an. Jika Belanda gagal menjuarai Piala Dunia, Spanyol justru sukses. Ya, boleh dibilang, Tiki-taka telah menyempurnakan Total Football. Tapi, apa sebenarnya tiki-taka itu?

Dalam buku The Linguistics of Football, istilah tiki-taka muncul saat Andres Montes, komentator dan wartawan televisi La Sexta mengucapkan “Estamos tocando tiki taka tiki taka,” yang berarti “Kami bermain tiki taka tiki taka.” Saat mengomentari laga Spanyol kontra Tunisia di Piala Dunia 2006.

Clackers alias Tiki-taka.

Sebutan tiki-taka sendiri ada yang mengaitkan dengan mainan yang dalam bahasa Inggris disebut Clackers. Mainan yang terdiri dari dua bola kecil yang beradu dan menghasilkan bunyi “tik-tak”.
Di jagat sepak bola, tiki-taka merupakan sebuah gaya bermain yang mengandalkan umpan pendek, pergerakan pemain, mengalirkan bola di semua area dan menguasai bola sebanyak mungkin. Gaya tiki-taka banyak yang mengaitkan dengan Johan Cruyff. Legenda Belanda ini dikatakan sebagai pioneir saat memakai gaya ini kala menjadi pelatih Barcelona.
Tak disangkal, tika-tika memiliki esensi yang sama dengan total fooball: “Pemain bertahan dan penyerang memiliki porsi yang sama.” Karenanya, tak ada lagi transisi dari saat menyerang atau sebaliknya.

Berikut beberapa hal dalam gaya tiki-taka yang di terapkan oleh Barcelona atau timnas Spanyol.

Cara bermain
* Bola kebanyakan ada di atas tanah.
* Triangular(segitiga)  dan circular(memutar) passing.
* Umpan kebanyakan pendek-pendek.
* Bola mengalir ke semua arah.
* Pemain jarang menggiring bola.
* Pemain melakukan pergerakan (short moves) secara konstan.
* Umpan selalu mengarah ke kaki.

Possession (menguasai bola)
* Menguasai bola secara individual dan tim
* Menguasai bola lebih penting ketimbang mencetak gol.
* Passing bola dengan cara yang sama di sepertiga pertama, kedua, dan ketiga lapangan.
* Mengubah arah permainan secara konstan.
* Sabar, yakin, dan akurat dalam mengumpan.

Repossession
* Konsep menyerang tiki-taka berbeda.
* Kemampuan menguasai bola dan mengalirkannya di sepertiga terakhir lapangan adalah sasaran utama.
* Jika pada suatu titik bola ada di dekat gawang lawan dan ada ruang untuk mengirimnya ke jala, gol pun tercipta.
* 99 persen bola yang menuju depan berawal dari belakang.
* Tim menyerang dari belakang dan bertahan sejak dari depan.

Defending
* Menguasai bola adalah cara bertahan. (Bayangkan, bagaimana lawan bisa mencetak gol jika mereka tak mengusai bola).
* Dalam transisi dari kehilangan bola ke kembali merebut bola, pressing cepat dilakukan. Bukan menghentikan lawan mencetak gol, tapi merebut kembali penguasaan bola.
* Tak diperlukan perubahan dari bertahan-menyerang, juga sebaliknya.
* Bertahan dengan mengusai bola, menyerang juga dengan menguasai bola.
* Konsepnya adalah possession dan repossession, bukan atacking dan defending.

Strategi
* Menguasai bola setiap saat.
* Merebut penguasaan bola secepat mungkin.
* Bertahan dari depan.
* Menyerang dari belakang.

Itulah mengapa Barca cenderung merekrut pemain-pemain yang bertubuh "mungil" karena untuk menerapkan "sistem" ini lebih sangat di butuhkan pemain yang lincah dan memiliki kecepatan. Masih ingat bagaimana Ibrahimovic yang tidak cocok bermain di Barca? mungkin jawaban yang tepat unutk pertanyaan tersebut. hehe :D

“You pressure, you want possession, you want to attack. Some teams can’t or don’t pass the ball. What are you playing for? What’s the point? That’s not football. Combine, pass, play.” - Xavi Hernandez
artinya: "Kau menekan, kau menginginkan posesion, dan kau ingin menyerang. Namun beberapa tim tidak dapat, atau tidak mengoper bola. Lalu untuk apa Anda bermain ? Apa tujuannya? Itu bukan sepak bola. Kombinasikanlah, oper, dan mainkan "-. Xavi Hernandez

tambahan: seharusnya klub-klub di Indonesia bisa menerapkan gaya permainan ini.. yang rata-rata pemainnya berpostur sangat pendek!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar